BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di
India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan
Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain
di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya
kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa melalui
celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung
pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah
mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti
berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri termasuk
dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai peternak
kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Aria merasa ras
mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida.
Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang
Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan
kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa
Dravida. Oleh karena itu, Agama Hindu yang berkembang sebenarnya merupakan
sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan
bangsa Dravida. Selain itu, istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal
penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan
sehingga disebut agama dan kebudayaan Hindu. Terjadi perpaduan antara budaya
Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan
pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri
bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Agama Hindu
Agama
Hindu adalah “AGAMA BUMI” bukan dengan pengertian sebagaimana disampaikan
oleh berbagai tulisan umat lain terhadap Agama Hindu. Agama Hindu adalah “AGAMA
BUMI” karena menurut saya, Agama Hindu memberikan banyak penjelasan tentang
hidup dan kehidupan, tentang alam semesta, tentang jiwa, tentang sosial,
tentang berbagai hal tanpa mendasarkan pada pengertian dari satu golongan.
Belum pernah saya membaca bahwa beragama Hindu harus seperti di India, dan
kenyataannya beragama Hindu di dunia ini terdiri dari berbagai macam jalan dan
bentuk tanpa menyatakan jalan atau bentuk dari satu golongan adalah paling
baik. Yang menentukan adalah kualitas dari pelaksana jalan itu. Hal ini
menunjukkan Agama Hindu bisa diterima oleh siapa saja. Ini salah satu contoh
bahwa agama Hindu adalah “AGAMA BUMI”.
“Hrisikesh
Uttaranacal India, kota kecil yang terletak di muara atas bagian dari sungai
suci Gangga, merupakan tempat yang sangat damai. Di sana terdapat beberapa
sekolah Yoga dan meditasi, seseorang akan mudah menemukan Paseraman di sana”.
Satu
hal lagi bahwa Agama Hindu mengajarkan bahwa manusia bukan mahkluk yang paling
sempurna dan alam bukan diciptakan untuk kepentingan manusia saja. Hal tersebut
membuat kita sebagai manusia harus bisa menghargai alam sehingga jika kita
lihat upacara umat Hindu dari suku tertentu nampak ada canang/banten yang
diletakkan di pinggir sumber air, pinggir hutan, dan lain-lain. Pelaksanaan
tersebut sebagai wujud umat Hindu menghargai alam, bukan menyembahnya. itulah
mengapa Agama Hindu bisa mem-BUMI karena menempatkan ajaran agama dan
pelaksanannya (manusia) tidak dalam posisi paling atas, apalagi di atas umat
lain tapi merupakan bagian dari perputaran alam, sehingga kita sebagai umat
Hindu diingatkan untuk tidak pongah/sombong, tapi selalui mem-BUMI. Tapi
mengapa Agama Hindu, khususnya di Indonesia kelihatannya mudah didesak oleh
umat lain? Kesadaran beragama Hindu yang mungkin perlu dikembangkan.
Bahwa
Agama Hindu memang tidak sama dengan agama lain, jadi tidak perlu dipaksakan
mencari persamaan, seperti harus ada nabi, harus ada kewajiban bersembahyang
sekian kali, harus mempunyai pakaian ibadah tertentu, dan lain-lain. Bahwa
Agama Hindu punya cara tersendiri dalam beribadah, bahwa Agama Hindu punya
banyak penjelasan tentang berbagai pertanyaan dalam kehidupan. Bahwa Agama
Hindu tidak menyandarkan jawaban pada satu jawaban yaitu “Itu sudah ditentukan
Tuhan jadi harus diikuti tanpa pertanyaan lagi”. Agama Hindu mengajak kita
untuk selalu berpikir kritis dan bahwa semua ada penjelasan.
B.
Agama Buddha
Agama Buddha
adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India dan
meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar
berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara
umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti “yang telah sadar” dalam bahasa
Sanskerta dan Pali). Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua
India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SEU (Sebelum Era Umum).
Beliau dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau
tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri
ketidaktahuan/kebodohan (avidyā), kehausan/napsu rendah (taṇhā),
dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab saling
bergantungan dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana).
Setiap
aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat
sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian
mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta
Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya
Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika
dan psikologi).
1. Perkembangan Agama Hindu
Penguasaan
terhadap daerah-daerah ini menyebabkan terjadinya percampuran kebudayaan orang
Arya dengan penduduk asli. Percampuran kebudayaan ini menghasilkan budaya Weda
yang menjadi cikal bakal lahirnya peradaban Hindu. Sejak itu agama Hindu mulai
berkembang di India. Kehidupan agama Hindu berpedoman pada kitab Weda.
Penganut
Hindu percaya kepada banyak dewa yang dianggap memiliki peranan dalam mengatur
kehidupan manusia. Di antara dewa yang mereka yakini adalah tiga dewa utama
yang dikenal dengan Trimurti, yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai
dewa pelindung, dan Syiwa sebagai dewa penghancur.
Dalam
bidang kemasyarakatan, agama Hindu mengenal istilah tingkatan sosial masyarakat
yang disebut kasta. Penetapan kasta ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
perkawinan campuran antargolongan masyarakat.
Kasta tersebut terdiri dari berikut
ini.
a. Kasta Brahmana yang terdiri dari
kaum pendeta dan para sarjana.
b. Kasta Ksatria yang terdiri dari
para prajurit, pejabat dan bangsawan.
c. Kasta Waisya terdiri dari para
pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit.
d. Kasta Sudra terdiri dari para
pelayan dan pekerja kasar, buruh, dan tukang kebun.
e. Kasta Paria yang terdiri dari
orang-orang seperti pengemis, pemburu yang dianggap hina dan tidak memiliki hak
dalam masyarakat, nelayan, penyapu jalan, dan penggali kuburan.
2. Perkembangan Agama Buddha
Seperti
halnya agama Hindu, India juga menjadi cikal bakal berkembangnya agama Buddha.
Siddharta Gautama (563-483 SM) merupakan pendirinya. Agama ini lahir sebagai
akibat rasa prihatin dari Siddharta Gautama putra raja Suddodhana melihat
penderitaan rakyat yang ada di luar lingkungan kerajaan, seperti kehidupan
pengemis, orang sakit, dan penderitaan lainnya.
Berlakunya
sistem kasta menyebabkan sekat dalam kehidupan masyarakat semakin kentara.
Kedudukan kasta Brahmana, khususnya dalam upacara keagamaan sangat kentara
karena sangat diistimewakan. Dalam perkembangannya agama Buddha mendapat
sambutan yang baik dari rakyat karena tidak mengenal kasta. Agama Buddha
berpedoman kepada kitab tripitaka yang mengajarkan Empat Kebenaran Utama dan
Delapan Jalan Kebenaran. Ajaran itu merupakan pengalaman Siddharta Gautama
selama mengembara untuk mencari makna kehidupannya.
Setelah
mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki umat yang banyak, dalam
perkembangan selanjutnya, agama Buddha terpecah menjadi dua golongan, yaitu
Theravada atau Hinayana dan Mahayana. Golongan yang pertama meyakini bahwa
jalan individual dengan aturan yang sangat ketat merupakan jalan terbaik supaya
terbebas dari karma dan mencapai nirwana. Para pengikutnya banyak terdapat di
Sri Langka dan Asia Tenggara.
Adapun
golongan yang kedua, yakni Mahayana merupakan ajaran yang lebih universal dan
menyatakan bahwa ajaran Buddha dipersembahkan untuk semua bangsa. Untuk
terhindar dari karma, manusia harus bekerja sama dengan orang lain dan
memelihara tanggung jawab sosialnya.
3. Penyebaran Agama Hindu-Buddha
Agama
Hindu-Buddha tidak hanya dikenal di India, tetapi menyebar ke berbagai negara
yang ada di Asia, seperti ke Asia Timur melalui jalan sutra atau jalur
perdagangan darat yang menghubungkan antara Cina, Asia Tengah, India dan Asia
Barat.
Selain
menyebar ke Asia bagian barat, agama Hindu-Buddha menyebar sampai ke Asia
Tenggara di antaranya ke Indonesia. Penyebaran Hindu-Buddha di Indonesia erat
kaitannya dengan kegiatan perdagangan antara India dan Cina ratusan tahun
sebelum masehi. Dalam kegiatan perdagangan, Indonesia menempati posisi
strategis karena berada di antara jalur lalu lintas perdagangan antara India
dan Cina.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Budha lahir dan berkembang sekitar 6 abad sebelum
Masehi. Sebagai reaksi terhadap sistem upacara agama Hindu yang terlampau kaku.
Dari latar belakang munculnya, agama Budha mempunyai kaitan erat dengan agama
Hindu. Sebagai agama, ajaran Budha tidak bertolak dari Tuhan dan hubungan-Nya
dengan alam dan seluruh isinya.
Agama ini bertolak dari keadaan yang nyata, terutama tentang
tata susila yang harus dilaksanakan oleh manusia agar ia terbebas oleh
lingkaran dukha yang selalu mengikuti hidupnya. Pada mulanya ajaran ini
bukan merupakan agama tetapi hanya suatu ajaran untuk melepaskan diri dari
sangsara (samsara) dengan tenaga sendiri, sebagaimana dilakukan sang Budha. Tetapi
ajaran ini kemudian berubah manjadi agama yang banyak penganutnya dan
mempengaruhi daya pikir banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
situs
web :
Google.http:/lahir dan berkembangnya agama hindu-budha di india November 2010
Google.http:/lahir dan berkembangnya agama hindu-budha di india November 2010
Google.http:/pembelajaran
sejarah 06 mei 2012
Wikipedia,http:/historia vitae magistra.
Wikipedia,http:/historia vitae magistra.
Ali.
A. Mukti, Agama-Agama, Yogyakarta: Hanindita. 1988
Sou
yb, Josef,Agama-Agama Besar Di Dunia. Jakarta: husna zikra,1996
Hadi
Kusuma, Hilma. Antropologi Agama, Bandung: Citra Aditiya Bakti, 1993
Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
ReplyDeleteSITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Come & Join Us!!